MAN KEPADA ALLAH (5/3)
"Sesungguhnya Al-Qur'an itu benar-benar diturunkan oleh Rabb semesta alam, dibawa turun oleh Ar-Ruh Al- Amin (Jibril) ke dalam hatimu (Muhammad) agar kamu menjadi salah seorang di antara orang-orang yang memberi peringatan. dengan bahasa Arab yang jelas."
(Surah Asy-Syu'ara: 192-195)
Kita mengimani bahwaAllah 'Azza Wajalla Maha Tinggidi atas seluruh makhluk-Nya, baik dzat maupun sifat-sifat- Nya. Karena Allah Subhanahu Wa Ta'ala telah berfirman:
"... Dan Dia-Jah yang Maha Tinggi lagi Maha Agung."
(Surah Ai-Baqarah; 255)
"Dia-lahYang Maha Berkuasa. di atas sekalian hamba- hamba-Nya. Dan Dia-lah Yang Maha Bijaksana lagi Maha Mengetahui."
(Surah Al-An'am: 18)
Dan kita mengimani bahwa Allah Subhanahu Wa Ta'ala beradadi atas 'Arsy, sepertidisebutkan dalam firman-Nya:
"Sesungguhnya Rabbmu ialah Allah Yang telah men ciptakan langit dan bumi dalam enam masa. kemudian Dia bersemayam di atas 'Arsy. mengatur segala urusan ..."
(Surah Yunus: 3)
Istiwa' Allah di atas 'Arsy, ialah bersemayamnya Diadiatas 'Arsy sesuai dengan kemuliaan dan keagungan-Nya, tiadayang dapatmengetahuihakekat Istiwa' Allahtersebut kecuali Dia sendiri.
Kita mengimani bahwa Allah Subhanahu Wa Ta'ala meskipun di atas 'Arsy-Nya, Dia senantiasa bersama makh luk-Nya: mengetahui segala ihwal mereka, mendengar se gala perkataan mereka, melihat segala perbuatan mereka, mengatur segala urusan mereka, memberi rizki kepada siapa yang memerlukan, mencukupi yang kekurangan, memberi kekuasaan kepada siapa yang dikehendaki-Nya, mencabut kekuasaan dari siapa yang dikehendaki-Nya, memuliakan siapa yang dikehendaki-Nya dan menghinakan siapa yang dikehendaki-Nya. Hanya ditangan-Nya segala kebaikan dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu. Kalau Allah itu demikian halnya, maka benar-benar Dia bersama makhluk-Nya sekalipun Diaberada di atas mereka, di atas 'Arsy dengan sesungguhnya.
Tiada sesuatupun yang serupa dengan-Nya dan Dia lah Yang Maha Mendengar lagi Maha Melihat." (Surah
Asy-Syura: 11)
Kita tidak sependapat dengan Hululiyah2, seperti: Jahmiyati dan lainnya, yang berpendapatbahwa Allah berada di bumi ini bersama makhluk-Nya. Dan kita berpandangan bahwa orang yang berpendapat demikian adalah kafir, atau sesat, karena dia telahmemberikankepadaAllahsifatyang tak layak dengan keagungan-Nya.
Kitapun mengimani berita tentang Allah yang telah di sampaikan oleh Rasulullah, ShaUallahu 'Alaihi Wasallam, bahwa: "Allah - Tabaraka Wa Ta'ala - pada setiapmalam turun ke langit terendah, ketika tinggal sepertiga malam yang terakhir, seraya berfirman:
"Barangsiapa yang berdo'a kepada-Ku maka akan Aku kabulkan do'anya, barangsiapa yang memohon kepada-Ku akan Aku beri permohonannya, dan barang siapa yang meminta ampunan kepada-Ku maka akan Aku ampuni dosanya."
Kita mengimani bahwa Allah, Subhanahu Wa Ta'ala, akan datang pada hari kiamat untuk memberikan keputusan kepada para hamba-Nya, sebagaimana firtnan Allah Subhanahu Wa Ta'ala:
"Janganlah demikian! Apabila bumi digoncangkan berturut- turut dan datanglah Tuhanmu sedang para malaikat berbaris-baris. Dan pada hari itu didatangkan nereka Jahannam, pada hari itu ingatlah manusia akan tetapi tidak berguna lagi peringatan itu baginya.")
(Su rah Al-Fajr: 21-23
Kita mengimani bahwa Allah Subhanahu Wa Ta'ala:
"Maha Berbuat apa yang dikehendaki-Nya."
(Surah Al- Buruj: 16)
Kita mengimani bahwa iradah (kehendak) Allah itu ada dua macam:
1. Iradah Kauniyah, artinya segalayang dikehendaki Allah pasti terjadi, tetapi tidak mesti hal itu dicintai-Nya. Inilah yang disebut Masyi'ah. Firman Allah Subhanahu Wa Ta'ala:
"... Kalau Allah menghendaki. tidaklah mereka berbunuh- bunuhan. Akan tetapi Allah berbuat apa yang di kehendaki-Nya."
(Surah Al-Baqarah: 253)
"... Jika Allah menghendaki untuk menyesatkanmu. Dia adalah Tuhanmu. dan kepada-Nyalah kamu dikembalikan."
(Surah Hud: 34)
2. Iradah Syar'iyah, yaitu apa yang dikehendaki oleh Allah kepada hamba-Nya, yang sifatnya tidak mesti terjadi, tetapi apa yangdikehendaki-Nya iniadalah sesuatu yang dicintai-Nya. Firman Allah Subhanahu Wa Ta'ala:
"Dan Allah hendak menerima taubatmu ..."
(Surah An- Nisa': 27)
Kita mengimani bahwa iradah Allah, yang Kauniyah maupun Syar'iyah, adalah sesuaidengansifat hikmah (kebijaksanaan)- Nya. Segala hal yang telah ditentukan Allah
dalam alam semesta ini atau syari'at yang telah diperintahkan Allah kepada umat manusia untuk beribadah kepada- Nya, sesungguhnya adalah untuk suatu hikmah dan sesuai dengan sifat hikmah (kebijaksanaan)-Nya, baik hikmah itu dapat kita ketahui atau akal pikiran kita tidak mampu untuk mengetahuinya. Karena Allah telah berfirman:
"Bukankah Allah itu Hakim yang sebijak-bijaknya?"
(Surah At-Tin: 8)